Teori
Kepribadian Sehat
Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport
adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat
bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang
mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah
tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk
menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport juga memandang
bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang,
dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang
matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan
membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
·
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·
Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·
Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan
menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk
memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang
melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Rogers
Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
1. Perkembangan kepribadian atau
“self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri
seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi
memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya.
Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur
sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self
menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya
menjadi bagian dari dirinya.
2. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1. conditional positive regard (bersyarat),
2. unconditional positive regard
(tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik yang
ingin selalu diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan selalu ingin
dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang
berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai,
diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan
menerima dengan penuh kepercayaan
Abraham Maslow
A.Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Sebelum menguraikan teori tentang
Hirarki Kebutuhan, Maslow dalam karya masyhurnya, Motivation and Personality,
memaparkan terlebih dahulu sejumlah proposisi yang harus diperhatikan sebelum
seseorang menyusun sebuah teori motivasi yang sehat. Maslow mengakui sendiri
bahwa sejumlah proposisi sangat benar dalam arti dapat diterima oleh banyak
kalangan. Sejumlah proposisi lain barangkali kurang dapat diterima dan dapat
diperdebatkan. Hal ini mencerminkan kelegowoan Maslow untuk tidak begitu saja
memutlakkan teorinya. Berhubung teori ini berkenaan dengan manusia yang dinamis
multidimensional, lumrah kiranya bahwa pandangan tertentu kurang universal.
Berikut ini sejumlah proposisi awal untuk memahami jalan pikiran Maslow.
Maslow pertama-tama menekankan bahwa
individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Pernyataan ini
hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering
dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali
untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen
atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat
B.Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang
bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai
“hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika
satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat
motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi
kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi
sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan
yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur,
oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.
2. Kebutuhan akan rasa aman:
mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan
emosional.
3. Kebutuhan sosial: mencakup
kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan
persahabatan.
4. Kebutuhan akan penghargaan:
mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan
prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri:
mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi
apa saja menurut kemampuannya.
Maslow menyebut teori Hirarki
Kebutuhan-nya sendiri sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistik
dinamis. Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti
tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan
Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud,
Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.
Erich Fromm
Manusia adalah makhluk sosial.
Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat
berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat
penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang
menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan
sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1)
Penerimaan (receptive)
2)
Penimbunan (hoarding)
3)
Penjualan/pemasaran (marketing)
4)
Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5)
Produktif (productive)
Dari
kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1)
Cinta persaudaraan
2)
Cinta keibuan
3)
Cinta erotik
4)
Cinta diri
5)
Cinta ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi
menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau
menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and
using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
- mampu mencintai dan dicintai,
- mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
- mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
- mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- memiliki watak sosial yang produktif.
Sumber:
http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian-sehat-menurut-abraham.html
http://ameliyah-bintangkecil.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-allport.html
http://ameliyah-bintangkecil.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-allport.html
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
Riyanto, Theo. 2006. Jadikan dirimu
bahagia. Yogyakarta: Kanisius