Pengertian Sehat
Sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa,
dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Sehat sesuatu yang berguna untuk
melakukan aktivitas.
Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan lengkap
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa
untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah “sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.
Mengandung
3 karakteristik :
1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan ptoses.
Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan ptoses.
Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
Tujuan Kesehatan
Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan
kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal
berada di tangan seluruh masyarakat.
Sejarah Perkembangan Kesehatan
Mental
Kesehatan mental, ungkapan ini
diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang
sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi
Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi
dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang
lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya
kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang
sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan
lagi suatu istilah yang asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental
kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal
peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan
dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin
maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William
Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang
terganggu mentalnya.
Ada juga tujuan mempelajari
Kesehatan Mental yaitu :
1.Memahami makna kesehatan mental dan
faktor-faktor penyebabnya.
2.Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3.Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4.Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
2.Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3.Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4.Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Pendekatan
Kesehatan Mental
Orientasi Klasik
Orientasi
klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan
sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat
adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya.
Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak
ada keluhan mental. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak
menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realitas.
Orang-orang seperti itu tidak merasa ada keluhan dengan dirinya meski hilang
kesadaran dan tak mampu mengurus dirinya secara layak. Pengertian sehat mental
dari orientasi klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi.
Mengatasi kekurangan itu dikembangkan pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat
atau tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh
kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental.
Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak
sehat mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan
menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya
dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak
dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya
semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu
dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan
tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam
masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang
absolut. Berkaitan dengan relativitas batasan sehat mental, ada gejala lain
yang juga perlu dipertimbangkan. Kita sering melihat seseorang yang menampilkan
perilaku yang diterima oleh lingkungan pada satu waktu dan menampilkan perilaku
yang bertentangan dengan norma lingkungan di waktu lain
Berdasarkan
orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental perlu dipahami sebagai kondisi
kepribadian seseorang secara keseluruhan. Penentuan derajat kesehatan mental
seseorang bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam lingkungannya.
Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang
dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan
untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh
orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata
yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang
bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan
kadang-kadang sangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak
selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya,
pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara
pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan
wajar.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar