Sabtu, 29 Juni 2013

Rangkuman Kesmen Tulisan 1 - 3



Tulisan 1

Konsep Sehat
Pengertian Sehat
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.

Tujuan Kesehatan
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Kesehatan mental, ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.

Pendekatan Kesehatan Mental

- Orientasi klasik
- Orientasi penyesuain diri
- Orientasi pengembangan potensi


Teori Kepribadian Sehat

Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan. Menurut allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”.


Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran.

Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)

Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik

Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia.


Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.


Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu:

Faktor genetic
- Faktor keturunan — masa konsepsi
- Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
- Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
- Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.


Faktor eksternal / lingkungan
- Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
-  Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya



Tulisan 2


Teori Kepribadian Sehat

Allport
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.


Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:

1. Ekstensi sense of self
2. Hubungan hangat / akrab dengan orang lain
3. Penerimaan diri
4. Pandangan – pandangan realistis, keahlian dan penugasan
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
6. Filsafat hidup


Rogers
Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
1. Perkembangan kepribadian atau “self”
2. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu


Abraham Maslow
- Individu sebagai Kesatuan Terpadu
- Hirakiki kebutuhan


Erich Fromm
Manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.

Menurut Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
      1) Penerimaan (receptive)
      2) Penimbunan (hoarding)
      3) Penjualan/pemasaran (marketing)
      4) Penghisapan/pemerasan (exploitative)
      5) Produktif (productive)
     
     
      Stress
     
      Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.

      Faktor-faktor stress:
      - Faktor Sosial
      -Faktor Individual

      Tipe-tipe stress:
      - Tekanan
      - Konflik
      - Frustasi
      -Kecemasan


         Coping Stress
     
      Coping stress menurut Taylor (dalam Smet, 1994) adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutantuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful. Coping adalah transaksi berseri antara individu yang memiliki satuan sumber daya, nilai, komitmen, dan lingkungan tempat tinggal dengan sumber dayanya sendiri, tuntutan. Coping bukan merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu tetapi merupakan kumpulan respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan individu tersebut (Yanny, dkk, 2004).

      Jenis-jenis Coping
     
      Ada dua jenis fungsi coping yaitu:
1. Emotion-focused coping
2. Problem-focused coping

Jenis coping yang konstruktif dan positif(sehat):
1. Antisipasi  
2. Afiliasi
3. Altruisme
4. Penegasan diri (self assertion)
5. Pengamatan diri (Self observation)         
     
     
Tulisan 3

Penyesuaian dan Pertumbuhan Diri

a. Pengertian penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan.
b. Pengertian pertumbuhan personal

individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga.


Hubungan Interpersonal

Ellen Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis, 1998) menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif serta hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression).
Penyebab ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam hubungan yang erat meliputi :
1. Aspek kedekatan
2. Kesamaan
3. Kesukaan timbal balik
4. Ktertarikan fisik dan kesukaan

Cinta dan Perkawinan

Dalam tulisan ini dapat disimpulkan bahwa proses seseorang menjalin suatu hubungan haruslah benar-benar ditentukan dari diri sendiri masing-masing tanpa ada pengaruh dari luar,karena yang menjalani adalah diri kita sendiri kalaupun ada pengaruh dari luar baiknya itu adalah masukan agar kita lebih baik dalam memilih pasangan dan menentukan pasangan.
Setelah proses pemilihan pasangan dan proses menjalin hubungan berlangsung semua itu akan berlanjut ketahap perkawinan yaitu dimana pasangan tersebut sudah siap untuk membentuk suatu rumah tangga dengan orang yang mereka tentukan untuk menjadi pasangan seumur hidup. Dalam suatu perkawinan segalanya harus dimulai dengan baik karena kita memulai hidup baru dengan seseorang yang kita pilih menjadi pasangan kita. Didalam suatu perkawina jangan sampai ada yang namanya perceraian jika terjadib hal itu berarti kita tidak berhasil dalam membentuk kehidupan baru. Kita tidak dapat berkomitmen dengan apa yang telah kita tentukan dari awal bersama pasangan kita.
            Banyak dari kita yang lebih memilih untuk single life dibandingkan dengan menikah dan membentuk kehidupan baru dengan pasangan. Mereka mungkin masih nyaman dengan kehidupan mereka dan ingin menikmati masa singlenya sebelum mereka memutuskan benar-benar ingin menikah. Mungkin pemikiran itu dapat diartikan dewasa karena mereka mungkin sangat berhati-hati untuk menentukan kehidupan mereka. Mungkin mereka tidak ingin asal menikah namun dikemudian hari cerai karena tidak cocok. Atau mungkin banyak dari mereka memilih single life karena belum menemukan pasangan yang cocok dan mau menerima mereka apaadanya. Itu semua tergantung dalam diri masing-masing dan bagaimana kita berusaha untuk menentukan kehidupan kita sendiri. Berusaha yang terbaik untuk diri sendiri adalah keberhasilan untuk diri kita sendiri dimasa depan.